Translate

Halaman

Senin, 28 November 2011

karya Ari Jauhari

Berdasarkan alat-alat  atau benda-benda budaya yang ditinggalkan oleh manusia praaksara, para ahli membagi periodisasi perkembangan budaya pada masyarakat awal Indonesia menjadi dua zaman, yaitu zaman batu dan zaman logam. Zaman Batu dibagi menjadi zaman Batu Tua (Paleolithikum), Batu Tengah (Mesolithikum), Batu Muda (Neolithikum), dan Batu Besar (Megalithikum). Logam dibagi menjadi zaman Tembaga, Zaman Perunggu, dan zaman Besi. Namun di Asia Tenggara tidak dikenal adanya zaman Tembaga, sedangkan untuk zaman Besi sendiri peninggalannya terlalu sedikit dan waktunya juga bersamaan dengan zaman perunggu. Maka di Indonesia hanya mengenal zaman Perunggu.

.      Zaman Batu Tua (Paleolithikum)
Zaman Batu Tua diperkirakan berlangsung selama masa Kala Plestosen kira – kira 600.000  tahun yang lalu. Perkembangan kebudayaan masa ini sangat lambat karena pada masa ini berlansung zaman es (glasial). Zaman Batu Tua, alat – alat budaya yang ditemukan terbuat dari batu yang dibuat dengan sangat kasar serta sederhana. Cara pembuatannya hanya dibentur-benturkan antara batu yang satu dengan yang lainnya sehingga menyerupai kapak dan dipergunakan sebagai alat. Hasil budaya ini banyak  ditemukan di daerah Pulau Jawa. Hasil kebudayaan zaman ini dibagi jadi dua. Yaitu kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong.
a.       Kebudayaan Pacitan
Alat – alat kebudayaan Pacitan berupa kapak genggam, kapak perimbas, kapak penetak, pahat genggam, flake (alat serpih). Selain itu, alat – alat batu sejenis ini juga terdapat di Sukabumi (Jawa Barat), Perigi dan Gombong (Jawa Tangah), Tambangsawah (Bengkulu), Lahat (Sumatera Selatan), Kalianda (Lampung), Awang Bangkal (Kalimantan Selatan), Cabenge (Sulawesi Selatan), Sembiran, Trunyan (Bali), Batu Tring (Sumbawa), Maumere (Flores), serta Atambua (Timor).
b.      Kebudayaan Ngandong
Peralatan Zaman Batu tua juga banyak ditemukan di daerah sekitar Ngandong dan Sidorejo dekat Ngawi, Jawa Timur. Alat yang ditemukan di daerah ini berupa kapak – kapak genggam dari batu serta alat – alat serpih (flake), dan alat – alat dari tulang berupa alat penusuk (belati). Alat budaya kebudayaan Ngandong juga ditemukan di daerah sangiran (Jawa Tengah) dan di daerah Cabenge (Sulawesi Selatan). Alat yang ditemukan berupa alat serpih (flakes) dan alat – alat yang dibuat dari batu chalcedon.
 .     ZAMAN BATU TENGAH
Zaman ini berlangsung pada masa kala Holosen. Pada zaman Batu Tengah, alat – alat batu dari zaman Batu Tua masih digunakan dan telah mendapat pengaruh dari wilayah Asia Daratan. Bahkan, alat – alat tulang dan flake dari zaman Batu Tua memegang peranan penting pada zaman Batu Madya, Manusia pada zaman ini juga telah mampu membuat gerabah yang dibuat dari tanah liat yang dibakar. Ciri khas kebudayaan Batu Tengah ialah adanya sampah – sampah dapur dari kulit kerang (kjokkenmoddinger), yang merupakan bekas tempat tinggal mereka. Kjokkemoddinger ini banyak ditemukan di sepanjang pesisir pantai timur Sumatera. Ciri khas lainnya, adanya kehidupan di gua-gua (abris saus roche) di daerah pedalaman Jawa, Sulawesi, dan Nusa tenggara Timur. Berdasarkan lokasi penyebarannya, Batu Madya meliputi tiga jenis, antara lain
1)      Kebudayaan Kapak Genggam Sumatera (Pabble Culture);
2)      Kebudayaan Tulang Sampung (Bone Culture);
3)      Kebudayaan Toala
Di daerah lain alat – alat dari batu dan tulang zaman Batu Madya yang sejenis dengan hasil penemuan berupa alat-alat dari kerang serta Tulang Sampung ditemukan didaerah Besuki Dan di daerah Bojonegoro, Jawa Timur. Pendukung Utama kebudayaan Tulang Sampung  adalah manusia ras Papua Melanesoid. Hal itu dibuktikan dengan penemuan fosil – fosil manusia ras Papua Melanesoid yang menyertai penemuan alat – alat budaya zaman batu Madya di bukit – bukit kerang Sumatera Timur maupun di gua-gua di daerah sampung dan Bojonegoro, Jatim. Penelitian gua – gua diwilayah Maros, Bone, dan Bantaeng (Sulsel). Ditemukan juga alat – alat serpih (flake) dan batu penggiling, gerabah, dan kapak sumatera (pabble). Ciri khas kebudayaan Toala ialah flakes bergerigi. Itu ditemukan di gua – gua pulau timur Flores, dan Roti , NTT.Penelitian di daerah periangan Bandung ditemukan flake yang terbuat dari obesidian (batu hitam). Alfred burlher menyebut alat – alat kebudayaan Toala dengan istilah flakes kultur karena banyaknya flakes yang ditemukan dan memiliki keistimewaan.
 .      ZAMAN BATU MUDA (NEOLITHIKUM)
Zaman Batu Muda sudah sangat maju dibandingkan dengan masa sebelumnya. Karena adanya migrasi bangsa Proto Melayu dari wilayah Yunan di China Selatan ke wilayah Asia Tenggara, termasuk indonesia. Para pendatang itu membawa kebudayaan kapak persegi dan kapak lonjong yang disebarkan keberbagai daerah. Dan itulah yang menjadi ciri khas kebudayaan Neolithikum. Pada masa ini muncul keterampilan mengasa benda-benda hingga halus sehingga benda-benda yang dihasilkan, kapak persegi maupun kapak lonjong di buat dengan teknik asahan yang halus. Menurut soekmono, kebudayaan neolithikum menjadi dasar kebudayaan indonesia sekarang. kebudayaan ini terbagi 2 kapak persegi dan kebudayaan kapak lonjong.
a.       Kebudayaan kapak persegi
Kapak persegi, berbentuk persegi panjang atau terapesium. Kapak persegi itu terbuat dari batu-batu chalchedon, yang sangat halus.
b.      Kebudayaan kapak lonjong
                Kapak lonjong adalah kapak yang penampangnya berbentuk lonjong,ujungnya agak lancip,biasanya dipasangi tangkai,sedangkan ujung lainnya yang berbentuk bulat diasah hingga tajam. Kpak lonjng yang besar dinamakan walzeinbeil,dan yang kecil dinamakan kleinbeil.karena banyak ditemukan di daerah papua,kebudayaan kapak lonjong ini sering disebut neolithikum papua.
 .      ZAMAN BATU BESAR
Kebudayaan Batu besar adalah kebudayaan yang menghasilkan bangunan – bangunan monumental yang terbuat dari batu-batu besar. Tujuannya adalah sebagai sarana pemujaan terhadap roh nenek moyang. Hasil-hasil kebudayaana Megalithikum meliputi menhir, punden berundak, dolmen, kubur peti batu, sarkofagus (keranda jenasah), waruga (peti jenasah kecil), serta arca-arca megalathik.
1.       Menhir
2.       Dolmen
3.       Sarkofagus
4.       Peti kubur batu
5.       Punden berundak
6.       Waruga
7.       Pasemah
8.       Pandhusa

 .       Zaman Logam
1.       Bejana perunggu
2.       Arca perunggu
3.       Perhiasan perunggu
4.       Kampak
5.       Mata Pisau

0 komentar:

Posting Komentar

The Crescent Moon